cover
Contact Name
Muhammad Syafar
Contact Email
m.syafar@uinbanten.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
alqolam.journal@uinbanten.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota serang,
Banten
INDONESIA
ALQALAM
ISSN : 14103222     EISSN : 2620598X     DOI : -
ALQALAM (e-ISSN: 2620-598X; p-ISSN: 1410-3222) is a journal published by the Center for Research and Community Service of UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten-INDONESIA. ALQALAM is an academic journal published twice a year (every six months). ALQALAM had been accreditated by Ministry of Education and Culture No. 80/DIKTI/Kep./2012, 13 Desember 2012. This journal focuses on specific themes of Islamic Studies.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 20 No 98-99 (2003): July - December 2003" : 10 Documents clear
PESANTREN SEBAGAI ALTERNATIF PENDIDIKAN NASIONAL Ikhwan Hadiyyin
Al Qalam Vol 20 No 98-99 (2003): July - December 2003
Publisher : Center for Research and Community Service of UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten-Serang City-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1178.552 KB) | DOI: 10.32678/alqalam.v20i98-99.638

Abstract

Menjelang kemerdekaan, Ki Hajar Dewantara pernah mengusulkan agar pendidikan pesantren menjadi sistem pendidikan nasional. Menurut beliau, selain karena pesantren sudah begitu melekat kuat dalam hati manusia Indonesia, sistem ini pun merupakan kreasi asli bangsa Indonesia yang tidak terdapat di belahan dunia lainnya, bahkan di negara-negara Islam sekalipun, sehingga karenanya perlu dipertahankan dan dikembangkan. Walaupun akhirnya obsesi beliau ini tidak menjadi kenyataan, antara lain karena warisan pemikiran penjajah tersebut, tetapi apa yang beliau sampaikan ini merupakan suatu pengakuan tulus yang tentunya bersumber dari ketajaman daya analisis beliau, terhadap kelebihan sistem pendidikan pesantren dibandingkan sistem-sistem pendidikan lainnya.Tersedianya sarana dan prasarana yang cukup untuk melalukan proses pendidikan sangat dibutuhkan oleh para pendidik (guru) dalam melaksanakan tugas mereka mendidik anak untuk menjadi manusia Indonesia yang dicita-citakan karena produknya mengecewakan, berarti ada hal-hal yang tidak benar dalam beberapa atau kesemua aspek di atas. Tulisan ini akan membahas semua aspek itu secara sederhana, dan akan menyoroti beberapa hal yang kiranya dapat dikemukakan dalam kesempatan yang terbatas ini. Serta menyajikan terra-terra yang menjadi inti, misi, dan sistem pendidikan pesantren yang nantinya diharapkan akan membentengi Islam khususnya dan negara ini pada umumnya.Kata Kunci: Sistem Pendidikan Pesantren, Pengajaran, Metodologi, Historis, Filosofis.
MEMAHAMI SUMBER AJARAN ISLAM R. ABUY SODIKIN
Al Qalam Vol 20 No 98-99 (2003): July - December 2003
Publisher : Center for Research and Community Service of UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten-Serang City-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (997.84 KB) | DOI: 10.32678/alqalam.v20i98-99.633

Abstract

Islam sebagai agama yang berlaku abadi dan berlaku untuk seluruh umat manusia mempunyai sumber yang lengkap pula. Sumber ajaran Islam adalah Al-Qur'an dan Sunnah yang sangat lengkap. Pertanyaan yang akan timbul adalah mengapa ijtihad dijadikan sebagai sumber hukum atau sumber ajaran Islam, padahal AI-Qur'an dan Sunnah telah cukup lengkap.Seperti diketahui bahwa AI-Qur'an adalah merupakan sumber ajaran yang bersifat pedoman pokok dan global, sedangkan penjelasannya banyak diterangkan dan dilengkapi oleh Sunnah. Tapi, sesuai dengan perkembangan zaman, banyak masalah-masalah baru yang tidak terdapat dalam AI-Qur'an dan Sunnah. Dalam Persoalan-persoalan baru itu sudah barang tentu jawabannya bagaimana dan sejauhmana Islam secara, tegas menetapkan dan memecahkannya. Dengan demikian ijtihad sangat dibutuhkan sebagai saluh satu metode dalam menerangkan sesuatu persoalan yang tidak ada atau secara jelas tidak terdapat dalam AI-Qur'an dan Sunnah.Kata Kunci: AI-Qur 'an, Sunnah, Ijtihad
TASBIH DAN GOLOK Mohamad Hudaeri
Al Qalam Vol 20 No 98-99 (2003): July - December 2003
Publisher : Center for Research and Community Service of UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten-Serang City-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1463.767 KB) | DOI: 10.32678/alqalam.v20i98-99.639

Abstract

Latar belakang penelitian ini didasarkan kepada dua entitas dari masyarakat Banten yang cukup terkenal, yakni kiyai dan jawara. Keduanya memiliki pengaruh yang melewati batas-batas geografis berkat kharisma yang dimilikinya. Pengaruh kharisma semenjak pemerintahan kolonial Belanda berhasil menganeksasi Kesultanan Banten. Sehingga muncul pertanyaan tentang kedudukan dan peran mereka dalam sistem sosial masyarakat Banten.Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian ini, menggunakan berbagai pendekatan yakni etnografi, historis dan teologis. Sedangkan metode yang dipergunakan adalah pengamatan terlibat dan wawancara secara mendalam sehingga mampu mengungkap unsur-unsur kebudayaan yang terdapat dalam interkasi sosial dan simbol-simbol yang dipergunakan oleh kiyai dan jawara.Kedudukan, peran dan jaringan sosial kiyai dan jawara terbentuk melalui proses sejarah yang sangat panjang yang dialami oleh masyarakat Banten, yakni semenjak pembentukan Kesultanan Banten, masa pemerintahan kolonialisme dan pasca pembebasan kolonilisme tersebut. Perjalanaan sejarah tersebut telah menciptakan masyarakat Banten dikenal sebagai masyarakat yang sangat fanatic terhadap agama, bersifat agresif dan bersemangat memberontak.Dalam masyarakat seperti Banten yang mengalami penetrasi Islam sangat mendalam sehingga menjadi basis bagi identitas kelompok, kedudukan dan pernanan sosial kiyai, sebagai tokoh agama, menjadi sangat penting. Kiyai menjadi kelompok elit yang selain memiliki peranan tradisionalnya sebagai guru ngaji dan kitab di pesantren, guru tarekat, guru ilmu "hikmah" dan mubaligh, juga berperan dalam tranformasi sosial politik di Banten sehingga sosok penting yang banyak mempengaruhi pembentukan kebudayaan dan sejarah perjalanan masyarakat ini.Demikian pula jawara. la kini dikenal sebagai identitas dari lembaga adat Banten. Kemampuannya dalam memanipulasi kekuatan superanatural (magi) dan keunggulan dalam hal fisik telah membuatnya menjadi sosok yang ditakuti sekaligus kagumi, sehingga terkadang muncul menjadi tokoh yang kharismatik dan heroik. Peranannya juga tidak hanya terbatas kepada guru persilatan, elmu kesaktian atau "tentara wakaf'', tetapi juga sebagai pemimpin sebuah pergerakan sosial. Bahkan untuk saat ini, para jawara memiliki peran penting dalam sosial politik masyarakat Banten.Adanya kedudukan, peran dan jaringan membuat kiyai dan jawara menciptakan kultur tersendiri yang agak berbeda dengan kultur dominan masyarakat Banten, sehingga kiyai dan jawara tidak hanya menggambarkan suata sosok tetapi juga telah menjadi kelompok yang memiliki nilai, norma dan pandangan hidup yang khas. itu lah subkultur kiyai dan jawara.Kata Kunci: Kiyai, Jawara, Kitab Kuning, Ilmu Kanuragan, Bandit Sosial.
MEMBUMIKAN AL-QUR'AN Luthfi, M.
Al Qalam Vol 20 No 98-99 (2003): July - December 2003
Publisher : Center for Research and Community Service of UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten-Serang City-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1276.425 KB) | DOI: 10.32678/alqalam.v20i98-99.634

Abstract

Al-Qur'an telah diyakini dan diketahui, sebagai kitab wahyu, menjadi sumber ajaran dan pedoman hidup yang meliputi segi-segi kehidupan. Di dalamnya terdapat keterangan baik yang tersirat maupun yang tersurat yang menyatakan ketentuan-ketentuan yang dapat diterapkan pada sendi-sendi kehidupan. Di dalam pelaksanaan pembumiannya, tidak terlepas dari hambatan dan tantangan, sekaligus terdapat pula peluang untuk dibumikan.Hambatan dan tantangan itu sesuai dengan kondisi dan situasi. Di Indonesia yang penduduknya beranekaragam suku, agama, ras dan kepercayaan menjadi problema tersendiri dalam membumikan Al-Qur'an, selain itu seiring dengan lajunya pengetahuan dan leknologi serta kebudayaan yang mengglobal menjadi fenomena sekaligus tantangan yang memerlukan solusi sebagai metoda untuk membumikan Al-Qur'an. Namun di dalam tantangan itu juga terdapat peluang-peluang yang dapat dipergunakan untuk dijadikan sarana pendekatan atau metoda pembumian Al-Qur'an, seperti: kondisi masyarakat yang religius, kondisi politik yang menunjang dan peluang bagi pelaksanaan pembumian Al-Qur'an. Pendekatan sosio-kultural dan metode penafsiran Maudlu'i merupakan alternatif upaya pembumian Al-Qur'an. Kata Kunci: Kitab Ilahiyah, Pendekatan sosio-kultural, metode penafsiran Maudlu'i
AL-IRSYAD SEBAGAI RELIGIO TERAPI MANUSIA Ahmad Subandi
Al Qalam Vol 20 No 98-99 (2003): July - December 2003
Publisher : Center for Research and Community Service of UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten-Serang City-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (982.831 KB) | DOI: 10.32678/alqalam.v20i98-99.640

Abstract

Pada dasarnyaa, irsyad adalah salah satu dari sekian banyak bentuk bentuk dakwah Islam. Secara subtansial filosofis, irsyad berarti memajukan kebenaran ajaran dan bimbingan orang lain dalam menjalankannya yang berlangsung dalam suasana tatap muka dengan penuh keakaraban. Dalam perspektif psikologi, konsep irsyad (dan syifa) merupakan wujud kongkret dan religio psikoterapi, yaitu salah satu pendekatan bimbingan dengan menerapkan psikoterapi berdasarkan pendekatan agama. Karena, sebagaimana diakui oleh May, pada sejatinya ajaran agama dapat dijadikan salah satu metode dalam mewujudkan kesehatan mental manusia. Dengan demikian, dalam bahasa sedarhana, dapat dirumuskan bahwa religio-psikoterapi tidak lain menyembuhkan penyakit melalui hidup kejiwaan didasari nilai keagamaan.Secara lebih jauh, tulisan ini akan melihat irsyad salah satu bentuk religio psikoterapi, dengan terlebih dahulu mengungkap sejumlah hal berkenaan dengan irsyad sebagai proses terapi, seperti maudhu'i irysad, karakter-karakter atau sifat-sifat dasar yang harus dimiliki oleh seorang mursyid, karakteristik mursyad bih (klien), disusul dengan macam-macam metode irsyad, yang kemudian diakhiri dengan bahasan mengenai efektivitas irsyad sebagai salah satu bentuk religio psikoterapi. Tulisan ini menggunakan dua pendekatan sekaligus, yaitu pendekatan normatif dan pendekatan analitik-psikologis.Kata Kunci: Irsyad, Religio, Psikoterapi
MENGENAL DIALEK-DIALEK BAHASA ARAB Achmad Satori Ismail
Al Qalam Vol 20 No 98-99 (2003): July - December 2003
Publisher : Center for Research and Community Service of UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten-Serang City-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (718.927 KB) | DOI: 10.32678/alqalam.v20i98-99.635

Abstract

Bahasa Arab Fushha, yang dipengaruhi oleh dialek Bahasa Arab Qureisy, adalah bahasa lingua franca tidak saja bagi para sasterawan dari berbagai kabilah Arab sebagai media untuk menuangkan karya sastra yang berupa syair-syair, tetapi juga bagi masyarakat umum untuk menyampaikan pesan formal dalam khutbah dan pidato. Sementara dalam komunikasi rutinitas keseharian, kabilah-kabilah Arab menggunakan berbagai dialek yang jumlahnya tidak kurang 14 dialek, yakni: Istintha', Taltalah, Syansyanah, Thamthamaniyyah, 'Aj'ajah, 'An'anah, Fahfahah, Qith'ah, Kaskasah, Kasykasyah, Lakhlakhaaniyyah, Watam, Wakam, dan Waham. Dua dialek terakhir, Wakam, dan waham, dipandang dan diterima sebagai bagian dari bahasa Arab Fushha.Kata Kunci: Bahasa Semit, Bahasa Arab Fushha, Dialek, dan lingua franca.
MADRASAH DI MAKKAH DAN MADINAH Muhajir Muhajir
Al Qalam Vol 20 No 98-99 (2003): July - December 2003
Publisher : Center for Research and Community Service of UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten-Serang City-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1152.639 KB) | DOI: 10.32678/alqalam.v20i98-99.641

Abstract

Melihat sisi historis madrasah pada masa klasik Islam, terbayang pemikiran kita pada masa Rasul SAW, al-Khulafa' al-Rasyidun, zaman Bani Umayah dan Abbasiyah. Rentang waktu masa ini dunia Islam banyak mengukir prestasi dengan kemajuannya, termasuk perkembangan madrasah, yang bermula dari rumah, masjid, halaqah al-dars, kuttab dan masjid-khan. Transformasi lembaga pendidikan yang telah disebut menjadi madrasah memakan waktu yang relatif panjang, mengingat para sejarawan sering menyebut madrasah sebagai college of low, yaitu sebagai lembaga pendidikan Tinggi. Oleh karenanya, penulis dalam mengupas tulisan madrasah di Makkah dan Madinah ini diawali dengan lembaga pendidikan pra madrasah, yang meliputi; masjid, kuttab, rumah ulama dan halaqah al-dars. Uraian selanjutnya adalah madrasah dalam konteks pendidikan formal, yang tentunya telah mengarah pada persyaratan-persyaratan madrasah sebagai institusi formal, disamping itu penulis juga membatasi masa klasik dalam Islam. Adapun sentral pembahasan tulisan ini adalah madrasah-madrasah di Makkah dan Madinah. Walaupun di Makkah ada Masjid al-Haram, tetapi eksistensinya tidak menghalangi untuk berdirinya madrasah. Madrasah di Makkah berdiri setelah madrasah-madrasah di negara Islam lain berdiri, jadi kemunculannya lebih akhir, dibanding madrasah Nizhamiyah yang merupakan proto type awal munculnya madrasah di dunia Islam. Indikasi terpenting madrasah-madrasah di Makkah adalah dibangun oleh para dermawan non Hijazi, sehingga campur tangan penguasa tidak begitu kuat. Adapun mengenai madrasah-madrasah di Madinah bila kita tidak cermat dapat terkecoh dan mengatakan bahwa di masa klasik madrasah di Madinah tidak ada. Tetapi para sejarawan dapat menemukan bukti bahwa di Madinah saat itu ada madrasah, walaupun secara kuantitas lebih minim dibanding dengan di Makkah.Kata Kunci: Madrasah, Halaqah, Kuttab
METODE TAFSIR BINT AL-SYATHI Endad Musaddad
Al Qalam Vol 20 No 98-99 (2003): July - December 2003
Publisher : Center for Research and Community Service of UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten-Serang City-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1841.363 KB) | DOI: 10.32678/alqalam.v20i98-99.636

Abstract

Al-Qur'an dalah salah satu kitab suci di dunia ini yang tak habis-habisnya menjadi bahan kajian. Semenjak diturunkannya 15 abad yang lalu al-Qur'an selalu menarik perhatian berbagai kalangan untuk mengkajinya.Dari sejumlah hasil kajian terhadap kitab suci ini telah lahir sekian ratus bahkan ribuan kitab tafsir dengan berbagai macam metode dan coraknya. Munculnya berhagai macam metode dan corak tafsir tersebut menunjukkan bahwa al-Qur'an senantiasa terbuka bagi siapa saja yang hendak bergaul dengannya.Corak kebahasaan merupakan salah satu bagian dari corak tafsir. Pada zaman klasik tafsir dengan corak ini umumnya berdiri di atas metode Tahlili, yang terkadang cenderung memihak salah satu madzhab baik teologi maupun fiqh. Hal ini berbeda dengan penafsiran yang dilakukan Aisyah Abd al-Rahman Bint al-Syathi yang lebih dikenal dengan Bint al-Syathi. Corak kebahasaan yang ia gagas berdiri di atas metode maudhu'i dengan maksud dan tujuan menghilangkan sektarianisme madzhab tersebut. Metode tafsir ini ia tuangkan dalam karya monumentalnya Tafsir al-Bayan Li al-Qur'an al-Karim.Hasil pengamatan para ilmuwan peminat kajian tafsir. Tafsir al-Bayan Li al-Qur'an al Karim ini mempunyai beberapa keistimewaan sekaligus kontroversi di kalangan madzhab sastra dan murid-murid Amin al-Khuli yang putut diperhatikan oleh para peminat kajian tafsir, khususya basis metode yang ia bangun dalam tafsirnya.Sekalipun Bint al-Syathi mempunyai pandangan yang konservatif namun Tafsir al-Bayan (salah satu kmya pentingnya) merupakan usahanya yang berani dan memberikan angin segar pada perkembangan metode tafsir modern. sekalipun berbagai penemuan dalam tafsirnya cukup kontroversial. Hal tersebut terlihat pada penafsiran nikmat dengan risalah, begitu juga sikap beliau yang tegas dalam menolak riwayat tentang kosongnya wahyu disebabkan adanya kehadiran anak anjing.Lebih lanjut tulisan ini berusaha menghadirkan metode yang digunakan Bint al-Syathi dalam menafsirkan al-Qur'an dengan Surat al-Dluha sebagai sampelnya.Kata Kunci: Metode maudhu'i, sektarianisme madzhah, Surat al-Dluha
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA H. K. Sukardji
Al Qalam Vol 20 No 98-99 (2003): July - December 2003
Publisher : Center for Research and Community Service of UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten-Serang City-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1014.78 KB) | DOI: 10.32678/alqalam.v20i98-99.642

Abstract

Setiap usaha yang dilakukan bersama dalam suatu organisasi alat yang paling efektif dalam upaya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan adalah manajemen.Manqjemen oleh para ahli diberi rumusan dengan berbagai ragam. Akan tetapi tidak ada sebuah teori atau teknik manajemenpun yang dapat diterapkan dalam semua situasi. Manajemen yang dapat diterapkan dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang tetah ditetapkan adalah "Contingency Management" (Manajemen menurut situasi dan kondisi yang berlangsung dalam suatu kenyataan). Contingency Management adalah penggunaan dan pengaturan ketenagaan manusia dan sumber-sumber matrial lainnya dalam suatu organisasi yang dilakukan secara bertahap, efektif, efisien dan sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan.Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu organisasi diperlukan pekerjaan manajemen yang dipimpin oleh seorang manjer (pemimpin). Seorang pemimpin dalam suatu organisai, ia harus bekerja dalam satu lingkungan organisasi yang dipimpinnya. Dalam menylelesaikan pekerjaan, ia tidak melakukan sendiri tetapi melalui karya dan karsa orang lain (staf) yang dipimpinnya. Pemimpin dalam suatu organisasi mempunyai tugas membuat keputusan mengalokasikan sumber daya manusia dan Sumber matrial lainnya, memberi pengarahan dan pengawasan terhadap pekerjaan anak buahnya.Fungsi-fungsi manajemen yang harus dilakukan oleh seorang manajer adalah perencanaan, pengorganisasian, perintah, kordinasi dan pengawasan terhadap tugas yang menjadi tanggungjawabnya.Seorang pemimpin dalam suatu organisasi harus memiliki beberapa peran seperti interpersonal (tokoh), informasi (penyalur informasi kepada bawahan dan pihak-pihak lain yang memerlukan) serta keputusan (menyelesaikan masalah yang ada di kantor atau madrasah). Ia harus memiliki berbagai keterampilan dalam menjalankan tugasnya.MI, MTs, MA dan PT Islam merupakan kelompok lembaga pendidikan Islam jalur sekolah yang berjenjang dan berkesinambungan. Satuan pendidikan Islam jalur sekolah yang berjenjang dan berkesinambungan mengenai tujuan akhir yang hendak dicapai, peserta didik, pendidik, program pengajaran, perangkat sarana pendidikan serta penaptaan lingkungan pendididkan yang diselenggarakan pada umumnya lebih lengkap dibanding satuan pendidikan Islam jalur luar sekolah.MI dan MTs diselenggarakan bertujuan untuk: 1. Menyiapkan anak didik untuk melanjutkan pendidikan pada sekolah menengah, 2. Menyiapkan kemampuan dasar bagi anak didik untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian yang selaras dengan ajaran Islam, 3. Menyiapkan anak didik untuk mengembangkan kemampuannya sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan social, budaya serta alam sekitar yang dijiwai ajaran Islam.MA diselenggarakan bertujuan menyiapkan siswa untuk: 1. Melanjutkan pendidikan para Per;guruan Tinggi, 2. Menyiapkan siswa agar mampu mengembangkan diri Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian yang dijiwai ajaran Islam, 3. Menyiapkan siswa agar mampu menjadi anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan, sosial, budaya dan alam sekitar yang dijiwai suasana keamanan.Untuk menunjang kelancaran pelaksanaan dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan pada MI, MTs dan MA, selain manajemen yang diterapkan pada madrasah itu masing-masing, diperlukan kepemimpinan yang profesional dari Ditmapenda Bidang Mapenda Kanwil Depag Propinsi, Pengawas PAI Kanwil Depag dan Kepala Ml, Kepala MTs dan Kepala MA, sesuai dengan bidang tugas yang menjadi tanggungjawab masing-masing.
MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR MODEL H. K. Sukardji
Al Qalam Vol 20 No 98-99 (2003): July - December 2003
Publisher : Center for Research and Community Service of UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten-Serang City-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1861.015 KB) | DOI: 10.32678/alqalam.v20i98-99.637

Abstract

Pendidikan merupakan ujung tombak pembinaan generasi muda suatu bangsa. Dalam konteks Indonesia, di antara jenjang pendidikan yang ada, sekolah dasar merupakan pendidikan dasar yang membangun dan memperkokoh fondasi bagi pendidikan tingkat selanjutnya. Oleh sebab itu perhatian khusus untuk tingkat pendidikan ini, termasuk di dalamnya aspek manajemen SDM, layak dan perlu diberikan dengan sepenuh hati. Di antara ribuan bahkan ratusan ribu sekolah dasar, Sekalah Dasar Muhammadiyah Sapen Yogyakarta merupakan contoh dari pendidikan yang mendapat perhatian khusus tersebut. Selain memiliki visi dan misis yang jelas, SDM Sapen juga dikelola dengan penerapan manajemen berbasis sekolah. Setelah menempuh perjalanan yang berliku dan panjang akhirnya SDM Sapen tersebut bisa menjadi sekolah dasar model. Dengan memasukkan dalam kurikulumnya, aspek learning to be, learning to think, learning to do dan learning to live together, SDM Sapen terus berbenah dan bergerak mencapai tingkatan kualitas yang lebih baik lagi: sekolah model unggul, sekolah dasar model unggul dan ideal, serta sekolah dasar model, unggul, ideal dan bertaraf internasional.Kata Kunci: Manajemen Berbasis Sekolah, Sekolah Dasar Model, Sekolah Unggulan dan ideal

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2003 2003


Filter By Issues
All Issue Vol. 40 No. 2 (2023): July-December 2023 Vol. 40 No. 1 (2023): January-June 2023 Vol. 39 No. 2 (2022): July-December 2022 Vol. 39 No. 1 (2022): January-June 2022 Vol. 38 No. 2 (2021): July-December 2021 Vol 38 No 1 (2021): January - June 2021 Vol 37 No 2 (2020): July - December 2020 Vol 37 No 1 (2020): January - June 2020 Vol 36 No 2 (2019): July - December 2019 Vol 36 No 1 (2019): Januari - Juni 2019 Vol 35 No 2 (2018): July - December 2018 Vol 35 No 1 (2018): January - June 2018 Vol 35 No 1 (2018): January - June 2018 Vol 34 No 2 (2017): July - December 2017 Vol 34 No 2 (2017): July - December 2017 Vol 34 No 1 (2017): January - June 2017 Vol 34 No 1 (2017): January - June 2017 Vol 33 No 2 (2016): July - December 2016 Vol 33 No 2 (2016): July - December 2016 Vol 33 No 1 (2016): January - June 2016 Vol 33 No 1 (2016): January - June 2016 Vol 32 No 2 (2015): July - December 2015 Vol 32 No 2 (2015): July - December 2015 Vol 32 No 1 (2015): January - June 2015 Vol 32 No 1 (2015): January - June 2015 Vol 31 No 2 (2014): July - December 2014 Vol 31 No 1 (2014): January - June 2014 Vol 31 No 1 (2014): January - June 2014 Vol 30 No 3 (2013): September - December 2013 Vol 30 No 3 (2013): September - December 2013 Vol 30 No 2 (2013): May - August 2013 Vol 30 No 1 (2013): January - April 2013 Vol 30 No 1 (2013): January - April 2013 Vol 29 No 3 (2012): September - December 2012 Vol 29 No 3 (2012): September - December 2012 Vol 29 No 2 (2012): May - August 2012 Vol 29 No 2 (2012): May - August 2012 Vol 29 No 1 (2012): January - April 2012 Vol 28 No 3 (2011): September-December 2011 Vol 28 No 3 (2011): September-December 2011 Vol 28 No 2 (2011): May - August 2011 Vol 28 No 2 (2011): May - August 2011 Vol 28 No 1 (2011): January - April 2011 Vol 28 No 1 (2011): January - April 2011 Vol 27 No 3 (2010): September - December 2010 Vol 27 No 3 (2010): September - December 2010 Vol 27 No 2 (2010): May - August 2010 Vol 27 No 1 (2010): January - April 2010 Vol 27 No 1 (2010): January - April 2010 Vol 26 No 3 (2009): September - December 2009 Vol 26 No 2 (2009): May - August 2009 Vol 26 No 2 (2009): May - August 2009 Vol 26 No 1 (2009): January - April 2009 Vol 26 No 1 (2009): January - April 2009 Vol 25 No 3 (2008): September - December 2008 Vol 25 No 3 (2008): September - December 2008 Vol 25 No 2 (2008): May - August 2008 Vol 25 No 2 (2008): May - August 2008 Vol 25 No 1 (2008): January - April 2008 Vol 25 No 1 (2008): January - April 2008 Vol 24 No 3 (2007): September - December 2007 Vol 24 No 2 (2007): May - August 2007 Vol 24 No 2 (2007): May - August 2007 Vol 24 No 1 (2007): January - April 2007 Vol 24 No 1 (2007): January - April 2007 Vol 23 No 3 (2006): September - Desember 2006 Vol 23 No 3 (2006): September - Desember 2006 Vol 23 No 2 (2006): May - August 2006 Vol 23 No 2 (2006): May - August 2006 Vol 23 No 1 (2006): January - April 2006 Vol 22 No 3 (2005): September - December 2005 Vol 22 No 2 (2005): May - August 2005 Vol 22 No 2 (2005): May - August 2005 Vol 22 No 1 (2005): January - April 2005 Vol 22 No 1 (2005): January - April 2005 Vol 21 No 102 (2004): September - December 2004 Vol 21 No 102 (2004): September - December 2004 Vol 21 No 101 (2004): May - August 2004 Vol 21 No 101 (2004): May - August 2004 Vol 21 No 100 (2004): January - April 2004 Vol 21 No 100 (2004): January - April 2004 Vol 20 No 98-99 (2003): July - December 2003 Vol 20 No 97 (2003): April - June 2003 Vol 20 No 97 (2003): April - June 2003 Vol 20 No 96 (2003): January - March 2003 Vol 20 No 96 (2003): January - March 2003 Vol 19 No 95 (2002): October - December 2002 Vol 19 No 95 (2002): October - December 2002 Vol 19 No 94 (2002): July - September 2002 Vol 19 No 94 (2002): July - September 2002 Vol 19 No 93 (2002): April - June 2002 Vol 19 No 92 (2002): January - March 2002 Vol 19 No 92 (2002): January - March 2002 Vol 18 No 90-91 (2001): July - December 2001 Vol 18 No 90-91 (2001): July - December 2001 Vol 18 No 88-89 (2001): January - June 2001 Vol 17 No 87 (2000): Oktober - December 2000 Vol 17 No 87 (2000): Oktober - December 2000 Vol 17 No 86 (2000): July - September 2000 Vol 17 No 86 (2000): July - September 2000 Vol 17 No 85 (2000): April - June 2000 Vol 14 No 74 (1998): September - October 1998 Vol 13 No 72 (1998): May - June 1998 Vol 13 No 72 (1998): May - June 1998 Vol 13 No 68 (1997): November - Desember 1997 Vol 13 No 67 (1997): September - Oktober 1997 Vol 13 No 67 (1997): September - Oktober 1997 Vol 13 No 66 (1997): Juli - Agustus 1997 Vol 13 No 66 (1997): Juli - Agustus 1997 Vol 11 No 63 (1997): Maret - April 1997 Vol 11 No 62 (1996): September - Oktober 1996 Vol 11 No 62 (1996): September - Oktober 1996 Vol 11 No 59 (1996): Maret - April 1996 Vol 11 No 59 (1996): Maret - April 1996 Vol 11 No 58 (1996): Januari - Februari 1996 Vol 10 No 56 (1995): September - October 1995 Vol 10 No 56 (1995): September - October 1995 Vol 10 No 55 (1995): July - August 1995 Vol 10 No 54 (1995): May - June 1995 Vol 10 No 54 (1995): May - June 1995 Vol 10 No 53 (1995): March - April 1995 Vol 10 No 52 (1995): January - February 1995 Vol 10 No 52 (1995): January - February 1995 Vol 10 No 51 (1994): November - December 1994 Vol 10 No 51 (1994): November - Desember 1994 Vol 10 No 50 (1994): September - October 1994 Vol 4 No 15 (1988): September - October 1988 More Issue